Legenda:
Bagian dari seri artikel mengenai |
Pandemi Covid-19 |
---|
![]() |
|
![]() |
Varian Alpha SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.7, 20I/501Y.V1, atau VOC-202012/01 (baca § Nama), adalah sebuah varian dari SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Varian ini termasuk varian yang dianggap penting dan diperkirakan 40%–80% lebih mudah menular daripada varian asalnya (baca § Transmisi). Varian ini ditemukan pada bulan November 2020 dari sampel yang diambil pada September 2020 selama pandemi COVID-19 di Britania Raya; varian ini menyebar cepat pada pertengahan Desember dan dikorelasikan dengan pertambahan jumlah infeksi SARS-CoV-2 di negara tersebut. Varian ini juga tercatat memiliki mutasi yang lebih banyak daripada normalnya.[2]
Per Januari 2021, lebih dari setengah pengurutan gen SARS-CoV-2 dilakukan di Britania Raya.[3] Hal ini mempertanyakan tentang asal-usul varian dan kemungkinan varian penting lain yang tersebar di seluruh dunia.[4][5]
Pada 2 Februari 2021, Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) melaporkan bahwa mereka telah menemukan dalam jumlah terbatas genom B.1.1.7 VOC-202012/01 dengan mutasi E484K[6] yang mereka sebut dengan Variant of Concern 202102/02 (VOC-202102/02).[7] Salah satu mutasinya (N501Y) juga ada dalam varian Beta dan Gamma.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli varian ini sebagai varian Alpha bukan untuk menggantikan nama ilmiah, melainkan sebagai nama yang dipakai secara umum di ruang publik.[8] WHO menganggapnya sebagai varian yang diwaspadai (variant of concern).[9]
Varian tersebut terbagi atas dua kategori, yakni varian yang diperhatikan (variant of interest [VoI]) dan varian yang diwaspadai (variant of concern [VoC]).