Wangsa Karoling Wangsa Karling | |
---|---|
Nasab raja-raja | |
Negara | Kekaisaran Karoling Kekaisaran Romawi Suci Kerajaan Orang Franka Kerajaan Lombardia Kadipaten Bayern Kadipaten Bohemia |
Kelompok etnis | Franka/Lombardi |
Didirikan | 714 |
Pendiri | Karel Martel |
Penguasa terakhir | Adelaide dari Vermandois |
Gelar | |
Estat | Istana Aachen (istana kerajaan) |
Pembubaran | 1124 |
Turun takhta | 877 (tahun mangkatnya Karel Si Gundul) |
Cabang kadet | Garis nasab nonagnatis: |
Wangsa Karoling |
---|
Wangsa Karoling atau Wangsa Karling adalah keluarga bangsawan Franka, kaum keturunan Arnulf dan Pipin, yang terbentuk pada abad ke-7 Masehi.[2] Nama "Karoling" (bahasa Latin Abad Pertengahan: Karolingi, dari kata *karling atau kerling dalam bahasa Jerman Hulu Kuno, berarti "keturunan Karel")[3] berasal dari nama Karel Martel dalam bahasa Latin, yakni Carolus Martellus.[4] Wangsa ini mula-mula menghimpun kekuatan militer pada pertengahan abad ke-8, sehingga berjaya menduduki jabatan pembesar istana (bahasa Latin: maior palatii, kepala rumah tangga istana) dan turun-temurun menyandang gelar Dux et Princeps Francorum (Panglima dan Penghulu Orang Franka), serta menjadi penguasa de facto Kerajaan Orang Franka selaku pemilik kekuatan militer yang menopang kekuasaan raja-raja wangsa Meroving. Pada 751, pemerintahan wangsa Meroving digulingkan atas persetujuan Sri Paus serta dukungan dari kaum bangsawan, dan Pipin Si Pendek dari wangsa Karoling dinobatkan menjadi Raja Orang Franka. Wangsa Karoling mencapai puncak kejayaannya pada tahun 800, dengan dinobatkannya Karel Agung menjadi Kaisar Orang Romawi yang pertama, setelah lebih dari tiga abad lamanya bekas wilayah Kekaisaran Romawi Barat tidak diperintah oleh seorang kaisar. Kemangkatannya pada 814 menjadi awal dari kurun waktu perpecahan dan kemerosotan Kekaisaran Karoling yang pada akhirnya memunculkan Kerajaan Prancis dan Kekaisaran Romawi Suci.