Isinya telah diterima luas oleh para pengguna dan dianggap sebagai standar yang harus diikuti oleh semua pengguna, meskipun sebaiknya dipahami dengan
akal sehat, dan
pengecualian dapat berlaku sewaktu-waktu. Segala penyuntingan substansial yang dilakukan di halaman ini harus menggambarkan
konsensus. Jika Anda ragu, diskusikan terlebih dahulu di
halaman pembicaraan.
Pedoman umum penulisan tanggal dan angka
- Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Ditulis dengan angka Arab atau Romawi.
- Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi; satuan waktu; nilai uang; dan kuantitas.
- Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
- Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
- Penulisan lambang bilangan dengan huruf secara umum dipisahkan antar tiap bagian dan awalan "per-" (untuk pecahan) digunakan menyatu dengan bagian yang langsung mengikutinya.
- Lambang bilangan tingkat dituliskan dengan tiga cara: angka Romawi, tanda hubung antara "ke-" dan angka, atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.
- Lambang bilangan yang mendapat akhiran "-an" ditulis dengan tanda hubung antara angka dan "-an" atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.
- Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah.
- Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja agar mudah dibaca.
- Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus, kecuali dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Jika dituliskan sekaligus, penulisan harus tepat.
- Awalan "ke-" tidak dipisah pada bilangan yang menyatakan jumlah dan pada bilangan ordinal. Misalnya: Keempat anak tersebut sedang bersenang-senang. Juga pada kata yang menunjukkan urutan, misalnya Ia adalah anak kesatu, Orang itu menempati urutan kedua di antara para pengunjung.