Zionisme sebagai kolonialisme pemukim

Zionisme sebagai kolonialisme pemukim merupakan paradigma yang memandang Zionisme dan konflik Israel-Palestina sebagai bentuk kolonialisme pemukim. Patrick Wolfe, seorang ahli teori studi kolonial pemukim yang berpengaruh, menganggap Israel sebagai contoh dan membahasnya dalam esainya "Kolonialisme pemukim dan penghapusan penduduk asli". Sarjana lain yang telah menggunakan analisis kolonial pemukim Israel/Palestina termasuk Edward Said, Rashid Khalidi, Fayez Sayegh, Maxime Rodinson, George Jabbour, Ibrahim Abu-Lughod, Baha Abu-Laban, Jamil Hilal, dan Rosemary Sayigh.

Paradigma kolonialisme pemukim sebagaimana diterapkan pada kasus Israel-Palestina semakin berkembang pada abad kedua puluh satu. Reformulasi paradigma ini dipimpin oleh para sarjana Palestina di Israel. Kerangka konseptual yang ada saat ini muncul sebagai respons terhadap perubahan lanskap politik pada pertengahan tahun 1990an yang “membingkai ulang sejarah Nakba sebagai sesuatu yang abadi” dalam sebuah proses yang dipimpin oleh para sarjana Palestina di Israel. Penggunaan paradigma ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di kalangan aktivis, dan “pada tingkat yang lebih rendah” di kalangan akademisi.

Karakterisasi Zionisme sebagai gerakan kolonial pemukim ditafsirkan oleh banyak orang Yahudi Israel sebagai bentuk antisemitisme yang menyangkal apa yang mereka lihat sebagai hubungan historis mereka dengan tanah air. Hal ini lebih lanjut tercermin dalam upaya diplomasi publik negara Israel, menanggapi apa yang dianggapnya sebagai serangan terhadap legitimasinya.


From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne